• Curriculum Vitae
  • Diary-Life
    • Daydream
    • Internship
    • MBA Life
    • Moments After #SAH
    • Travel Through Fun
    • Working Life
  • Experiences
    • CADENZA!
    • [Finalist] The 5th PPM Regional Business Case Competition: BCA Case
    • [INTERNSHIP] FUJIFILM INDONESIA
  • Insight
    • Business Insight
    • General Insight
    • Investment Insight
    • Marketing Insight
  • INTERMEZZO
  • Opus
    • Book Review
    • Published Book
    • Short Fiction
    • Soundcloud
    • Stage Performance
  • Work Portofolio

a brain nest

a brain nest

Tag Archives: Business Case Competition

The 5th PPM Regional Business Case Competition Finalist (2014)

24 Tuesday Mar 2015

Posted by handrymar in Certificate

≈ Leave a comment

Tags

BCA, Business Case Competition, Certificate, Finalis, MBA ITB, PPM School of Management, SBM ITB

Page1Sertifikat ini saya peroleh selaku finalis dari kompetisi business case yang diselenggarakan oleh PPM School of Management pada bulan November 2014. Cerita selengkapnya di: https://handrymar.wordpress.com/category/the-5th-ppm-regional-business-case-competition-bca-case/

 

The Business Case Competition Experience: BAGIMU NEGERI (6)

25 Tuesday Nov 2014

Posted by handrymar in Diary-life, General Insight, Insight, MBA Life, Stage Performance, The 5th PPM Regional Business Case Competition: BCA Case

≈ Leave a comment

Tags

Bank Central Asia, BCA, Business Case Competition, Lagu Bagimu Negeri, Mahasiswa berprestasi MBA ITB, MBA ITB, Pengalaman mengikuti business case competition, Penghargaan MBA ITB, PPM School of Management, RCCCH PPM, The 5th Regional Business Case Competition

Dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan, (baca kembali:

The Business Case Competition Experience: PREPARATION (5),

The Business Case Competition Experience: INTRODUCTION VIDEO (4))

  kami pun telah siap menatap hari H. Senin 3 November 2014, langkah pertama kami ditempuh dari stasiun Bandung. Udara beku di perawalan subuh, yang belum disapa oleh matahari, mungkin tak lagi terasa. Bawaan kami lumayan berat, terutama saya sendiri yang memanggul tas gunung berwarna orange-abu berisikan laptop, seragam tim, peralatan mandi, charger laptop, terminal listrik, jas (tidak patut ditiru, yakali jas dilipet), obat-obatan darurat, baju santai, dkk. Ditambah lagi tangan kanan saya penuh oleh tas kecil berisikan pantofel, dan tangan kiri yang menggotong hard case hitam besar berisikan gitar kesayangan, si Faith. Seperti pemain sirkus? Tepatnya sih kuli panggul.

Berangkatlah kami tepat pada pukul 05.05 WIB menggunakan kereta api Argo Parahyangan menuju stasiun Gambir.

20141103045246

08.10 a.m. Kereta tiba, kami disambut oleh Prasastia Dessy Safrina a.k.a Tia, panitia dari PPM School of Management, yang akan menjadi LO tim sepanjang event ini digelar. Dari Gambir, kami dibawa melintasi ibukota dengan mengendarai mobil panitia untuk mencapai destinasi awal: Gedung Halo BCA, Serpong. Sepanjang perjalanan kami saling bertukar pikiran mengenai pola belajar di masing-masing Universitas, tak jarang celetukan-celetukan humor mencairkan suasana perjalanan yang mengharuskan kami menatap jendela mobil selama satu setengah jam.

Setibanya di Halo BCA, kami menerima sambutan yang begitu hangat. Karyawan-karyawan berjejer layaknya pager bagus dan pager ayu, menyalami kami satu per satu dengan senyuman dan ucapan selamat datang yang tidak nampak kaku, seolah ingin melekatkan bahwa BCA memiliki suasana internal yang bersahabat, enerjik, muda, penuh semangat, membaur, dan menyenangkan, tidak seperti apa yang dituliskan pada kasus: Membosankan. Bahkan terdapat area photobooth yang layaknya studio foto, disediakan berbagai aksesoris sebagai pemanis, dan juga maskot Halo BCA di kanan kiri. First Impression: Fun!

20141103100513

Di Halo BCA ini kami disuguhi penampilan dari para karyawan BCA di bidang musik (vocal group) dan juga modern dance, yang lagi-lagi, secara tersirat, ingin menegaskan mengenai kondisi internal BCA terkini yang dipenuhi good talent dan tidak kaku. Kurang lebih 3 jam kami berada di sini, dengan santapan siang serta coffee break yang mengenyangkan (ada nasi hijau dengan pewarna alami dari daun suji), sekira pukul 2 sore kami diantar dengan bus menuju tempat peristirahatan kami, Amaris Hotel di bilangan Thamrin. Setibanya di hotel, kami tak dapat bersantai, dengan hanya memiliki waktu satu jam untuk mandi, sholat, berganti pakaian dengan pakaian tradisional sesuai dress code malam ini, kami pun bersiap berangkat menuju PPM. Malam pertama ini adalah malam penyambutan sekaligus malam unjuk bakat bagi kedua belas finalis yang hadir dari berbagai daerah dan negara. Salah satu yang paling bersahabat adalah teman kami dari Filipina, dengan aksen Inggris yang kespanyol-spanyolan (pengucapan ‘Nation‘ yang semestinya ‘Nesyen’ diucapkan oleh mereka dengan ‘Nesyong’ dst.) mereka kerap bersenda gurau dengan kami kala berjumpa. Bahkan menyempatkan untuk berfoto selfie bersama. Ya, budaya selfie ternyata benar-benar seperti virus SARS pada masanya, dan Ebola di masa kini. Waspada. Mewabah.

1415008835129

Pribados sareng Filipinos jeung Thailanos (baju putih dan hitam)

Kami yang memutuskan untuk mengenakan batik merah-coklat, dilengkapi oleh iket sunda yang melingkar di kepala, mendapatkan giliran tampil ke 5 di panggung pertama ini, sebelum esok menaiki panggung utama untuk mempresentasikan hasil paper yang berhasil membawa kami kemari. Dengan formasi saya bermain gitar dan bernyanyi, Insan menabuh Jimbe, dan Angga membaca puisi kami pun naik ke atas panggung tanpa dagdigdug sama sekali. Lagu “Bagimu Negeri” kami pilih untuk ditampilkan, diselipi dengan membacakan puisi yang kami tulis sendiri. Lagu ini benar-benar ampuh menarik mayoritas massa untuk bernyanyi bersama karena memang mereka sudah sangat hapal tentunya. Sayangnya, nilai kami menjadi kurang maksimal karena, menurut juri, penggunaan bahasa Indonesia pada puisi kami membuat tak seluruh peserta dapat memahami apa yang terkandung di dalamnya, seingat saya kami mendapatkan nilai 80 80 70 dari 3 juri.

IMG_5684

“Bagimu Negeri”

At the end, Filipina berhasil menyabet gelar juara di malam penyambutan ini karena mengumpulkan skor akumulatif tertinggi dari 3 juri. Mereka menampilkan tarian tradisional khas Filipina yang sekilas nampak seperti tari lilin sebenarnya. Penilaian saya di fase ini, peserta dari luar negeri memiliki niat lebih dalam mempersiapkan penampilan untuk team performance ini sekaligus menjadi duta yang memperkenalkan budaya khas tanah kelahiran mereka. Thailand menampilkan adegan dan jurus-jurus thai boxing, tim Filipina satu lagi pun menawarkan tarian namun berbeda konsep, hanya tim dari China yang menurut saya tampil apa adanya dengan menari konyol bermodalkan pede, menggunakan kacamata hitam khas mafia Hongkong, dan berlatarkan musik pengiring yang mereka bawa sendiri, tapi toh tetap saja nilainya besar. Aneh? Tidak juga. Penampilan dari para finalis Indonesia lainnya pun tak kalah bagus, namun nampak intinya bukan kerapihan yang menjadi bobot terbesar di mata juri namun seberapa menghibur apa yang ditampilkan, karena memang malam ini adalah malam yang ditujukan untuk meleburkan peserta, dan membawa suasana riang, hangat dan bersahabat.

IMG_5643

Dancing From Fudan University

IMG_5731

Thai-boxing by Chulalongkorn University

IMG_5903

Traditional dancing by University of the Phillipines Los Banos

IMG_5818

Traditional dancing by University of the Phillipines Baguio

photo captured by: Regional Business Case Competition (RBCC)’s committee

  Handry

The Business Case Competition Experience: INTRODUCTION VIDEO (4)

14 Tuesday Oct 2014

Posted by handrymar in Business Insight, Diary-life, Insight, Marketing Insight, MBA Life, The 5th PPM Regional Business Case Competition: BCA Case

≈ Leave a comment

Tags

BCA, Business Case Competition, Embrio, Go Pro Camera, Introduction Video, MBA ITB, PPM School of Management, Time Lapse Video

Part yang menarik dari kompetisi ini adalah dimana setiap kelompok diharuskan menampilkan stage performance saat welcoming reception di hari pertama, boleh dalam bentuk bernyanyi, menari, ataupun hal menghibur lainnya. Untuk sesi satu ini kelompok kami sudah menetapkan untuk menampilkan ………………. (sensor, ditakutkan ada mata-mata dari kompetitor satu almamater :p). Hal menarik lainnya adalah sebelum menyampaikan presentasi, setiap kelompok harus menampilkan sebuah video yang berisikan perkenalan masing-masing anggota grup dengan durasi 30 detik. Dengan bermodalkan pengalaman menyusun video business economics di semester pendek lalu, dan dengan basic experience di bidang per-video-an dan stop-motion creative visual, maka saya mengambil peran sebagai video director untuk introduction video dari Embrio ini.

Mengambil latar di MBA ITB, saya, Angga, dan Insan berusaha mengambil angle dan spot terbaik yang ada di dalam area kampus. Untuk detil videonya jelas belum dapat dipublikasikan secara luas demi menghindari kebocoran ide yang menghasilkan berkurangnya efek kejut di hari-H nanti. Namun, berikut cuplikan-cuplikan behind the scene sebelum dan saat pengambilan gambar untuk Embrio’s Introduction Video:

DCIM170GOPRO

 DCIM170GOPRO

DCIM170GOPRO

DCIM169GOPRO

Total waktu yang dihabiskan untuk shooting kali ini adalah kurang lebih 4 jam, dengan durasi terlama dipergunakan untuk pengambilan pergerakan awan. Alhamdulillah, hasil editing dan mastering akhir nya sesuai dengan gambaran kasar mengenai konsep corat-coret awal dengan story board seadanya di ruang sindikat.

Go ahead!

Handry (@handrymar)

15/10/14

The Business Case Competition Experience: FINALIST (3)

14 Tuesday Oct 2014

Posted by handrymar in Business Insight, Diary-life, Insight, Marketing Insight, MBA Life, The 5th PPM Regional Business Case Competition: BCA Case

≈ Leave a comment

Tags

BCA, Business Case Competition, Employer Branding, Marketing Strategy, MBA ITB, PPM School of Management

Ternyata pada akhirnya saya harus meralat judul tulisan saya ‘The Business Case Competition Experience: EMBRIO (2/end)‘ karena cerita mengenai ini belum begitu saja berakhir. Mungkin pada saat menulis tulisan terakhir tersebut saya dipenuhi perasaan tak yakin akan hasil dari report yang disubmit oleh Embrio maka saya membubuhkan kata ‘end‘ pada judulnya, padahal tak menutup kemungkinan cerita akan terus bergulir ke tempat yang tak diduga sebelumnya, dan jawabannya: Ya. Dengan hanya mematok target masuk 12 besar, alias finalis yang akan berangkat ke Jakarta, kami bertiga berhasil menduduki posisi diluar ekspektasi terliar kami sekalipun.

12Dan setelah announcement ini saya baru mengetahui bahwa kompetitor kami pun tak sebatas universitas lokal, melainkan mencakup regional Asean, diantaranya universitas dari Thailand, Filipina, dan juga Hong Kong. Memang hasil scoring ini tak menentukan sama sekali siapa pemenang dari kompetisi ini, karena pemenang ditentukan melalui sistem presentasi yang diikuti oleh sesi debat dan Q&A, namun setidaknya apapun hasil yang terjadi nanti di Jakarta kami tetap bersyukur telah mendapatkan kenangan yang berharga, dimana ide kami mampu bersaing dengan otak-otak brilian kelas Asia Tenggara dan hal tersebut memacu diri untuk semakin giat dalam menatap AEC yang akan segera tiba dalam hitungan bulan.

Hitung mundur menuju hari-H, cukup banyak yang harus dipersiapkan dengan matang dan terperinci. Mulai dari tiket kereta yang sudah dipesan dari jauh hari, stage performance untuk welcoming reception di hari pertama, seragam grup, introduction video perkenalan member grup, slide powerpoint, dan terpenting latihan presentasi dan penguasaan materi. Tak ada yang tak mungkin, namun seperti halnya saat pengumpulan report, kami tak muluk dalam mematok target, cukup minimal masuk 4 besar dan selanjutnya nothing to lose. Aamiin YRA.

Handry (@handrymar)

15/10/14   

The Business Case Competition Experience: EMBRIO (2/end)

31 Sunday Aug 2014

Posted by handrymar in Business Insight, Diary-life, Insight, Marketing Insight, MBA Life, The 5th PPM Regional Business Case Competition: BCA Case

≈ Leave a comment

Tags

BCA, Business Case Competition, Employer Branding, Evalube, Integrated Marketing Communication, Marketing Strategy, MBA ITB, PPM School of Management

Cukup banyak cerita selama kurang lebih 20 hari bermain bersama kasus BCA ini. Kebanyakan didominasi dengan hal-hal fun dan loba dieusi ku seseurian, dikarenakan kami bertiga dalam EMBRIO ini memang doyan hereuy kalau kata bahasa sunda. Dari mulai numpang eksis di gedung baru MBA ITB, menemukan ide saat makan nasi goreng, FGD, menyambangi tebing karaton yang sedang hits di kalangan anak muda Bandung, secara rutin check in berjamaah di path dengan maksud psy war untuk membuat jiper kelompok lain yang mengikuti kompetisi, road to jakpus untuk berkonsultasi dengan salah satu dosen MBA ITB, Ibu Dra. Krisnati Desiana Lic. Comm (Ibu Anna), yang juga merangkap sebagai General Marketing Manager di PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI), dengan produk kenamaannya yaitu Evalube (bukan iklan berbayar by the way :p), sampai lembur di dua hari terakhir di rumah Insan di bilangan Margahayu Raya. Terkesan deadline-ers karena kami baru mengumpulkan report di menit menit akhir batas pengumpulan, tapi alhamdulillah kami cukup puas dengan effort yang sudah kami keluarkan demi kelancaran dan hasil akhir yang (Insha Allah) maksimal.

1407318250374

@ Sindikat 1 – Coretan awal

top

@ Roof Top Gedung Pertamina – MBA Business Research Center

IMG_20140815_120524

@ Tebing Karaton

 

2014815093220

Kursi kayu panjang mendadak ngagubrak saat sedang bersantai menyantap gorengan, kopi, susu di Warung Bandrek. Alhamdulillah, teu bahe

Pathbrio

A different soundtrack everyday

Dari semua pengalaman yang kami dapatkan, buat saya pribadi hal yang paling berkesan adalah saat sharing session bersama ibu Anna. Kami saat itu, 22 Agustus 2014, berangkat ke ibukota jam 11 siang dengan menggunakan mobil milik Angga, dengan perhitungan bahwa dengan menggunakan mobil pribadi akan lebih menghemat pengeluaran kami dibandingkan menggunakan jasa travel. Tiba di Jakpus sekitar pukul setengah dua, kami sempat mengademkan diri dulu di Grand Indonesia, menunggu jam 3 sesuai appoinment yang telah kami bicarakan sebelumnya dengan bu Anna. Tepat pukul 3 kami mendatangi PT.WGI di gedung The City Tower – ICBC. Kami bertiga dipersilahkan untuk duduk, dan mempresentasikan bahan-bahan yang kami bawa, di ruangan rapat yang cukup luas. Sejujurnya, kami datang dengan hanya membawa konsep mentah dari apa yang ingin kami jadikan solusi permasalahan dari BCA. Namun atas dasar itulah kami bertemu dengan orang yang tepat: praktisi lapangan. Dengan tegas dan gamblang bu Anna mengatakan bahwa konsep yang kami tawarkan tak menjadi masalah, marketing tools itu beraneka ragam, apapun dapat menjadi sebuah cara, namun beliau menggarisbawahi hal-hal berikut:

“Apa pesan inti yang ingin disampaikan dari semua ini kepada target market? Tanpa kejelasan pesan, sebagus apapun penyajian marketing tools akan menjadi sia-sia karena target market tak akan benar-benar menangkap apa yang dimaksud oleh brand tersebut. So, pertama-tama yang harus dilakukan adalah lihat recent condition dari brand, seperti apa imej yang ingin disampaikan ke publik dsb., kedua adalah cari tahu seperti apa persepsi publik terhadap brand, apakah sejalan ataukah malah berbeda. Jika berbeda, maka disitulah letak gap yang harus diperbaiki demi mencapai goals yang ingin dituju ke depannya. Ketiga, tetapkan pesan inti apa saja yang harus disampaikan kepada publik agar mampu mereduksi gap yang ada. Keempat, tentukan marketing tools apa yang paling cocok dan efektif untuk menyampaikan pesan pesan tersebut kepada target market.”

Kami bertiga mengiyakan pernyataan beliau tersebut karena memang merasa bahwa konsep solusi yang kami bawa memang masih memiliki banyak kelemahan disana sini seperti: belum terlalu solutif, terutama belum ada kejelasan pesan, belum ada landasan teori yang komprehensif, dan belum mampu disampaikan secara terstruktur. Pembicaraan tak berhenti di topik business case, namun banyak hal yang diceritakan oleh ibu Anna, semisal saya sempat bertanya mengenai pemilihan Persib sebagai media promosi dari Evalube, beliau menjawab bahwa pemilihan Persib itu adalah salah satu contoh dari keberhasilan sebuah brand engagement, buktinya banyak orang pertama kali mengetahui Evalube karena Persib. Namun statement yang menarik adalah keputusan bu Anna untuk tak berlama-lama menjalin kerjasama dengan Persib, karena ia tidak ingin Evalube dikenal sebagai oli nya Persib, atau terlalu identik dengan entitas tertentu. Brand ini harus dapat diterima semua kalangan, sehingga ia memutuskan untuk berpindah mensponsori klub asal Palembang, Sriwijaya FC.

Seusai berbincang, kami bertiga sempat berceletuk, “Ga menang lomba ini juga woles sih, yang penting udah dapat pengalaman sharing sama bu Anna ini juga berharga. Dapet banyak insight dari praktisi langsung.” Sayangnya kami tidak berkesempatan mengabadikan momen bersama beliau.

Moldiv_1408703335871

@ PT. WGI

Sebenarnya sih tidak juga. Di hati terdalam kami juga pasti menyimpan harapan bahwa apa yang kami kerjakan beberapa saat yang lalu ini mampu minimal bersaing dengan kompetitor lain dan menjadi finalis. Tapi apapun hasilnya, saya bersyukur mendapatkan pengalaman menyenangkan dan penuh ilmu ini.

1111

Ilustrasi solusi

Handry (@handrymar)

1/9/14

The Business Case Competition Experience: BCA case (1)

08 Friday Aug 2014

Posted by handrymar in Diary-life, Insight, Marketing Insight, MBA Life, The 5th PPM Regional Business Case Competition: BCA Case

≈ 1 Comment

Tags

Business Case Competition, Experience, Kompetisi Business Case, MBA ITB, PPM School of Management

To engaging deeper with the business environment, I have decided to become more active in this master degree program than the previous one. Passed from the first two laborious semesters, then I will be up against the new semester after this long holidays since July. Short conversations between me and my college friends, when we were dealt with our running program in every Wednesday at Saraga field, brought us to pluck up our courage to take part in a business case competition presented by PPM School of Management to increase our experiences beside to render the day-off time, until mid-August, fulfilled with productive activity. The team, which is consists of 3 members, Me, Maulana Angga Utama, and Muh. Insan Nasher, named as “Embrio” stands for ‘Employer Branding in Observation’.

In sum, the case, “Employer Branding PT. Bank Central Asia, Tbk. The Largest Private Bank in Indonesia: The Challenge Ahead”, is talking about the BCA’s recent condition. Even though they were succeed to grab some prestigious awards like ‘The Best Bank in In Indonesia’ in the Euromoney Awards for Excellence (2014) but they have several problems to be repaired. Mostly, the problems are related to the human resource. First, from total 21.013 employees in 2013, the biggest percentage is the employees who >50 years old with 5.807 people. It appears that they really need more young workers with good competency and qualified with their standards. The fact, they were already considered about it but the result from universumglobal.com says that BCA only the 16th companies that most attract fresh graduates in Indonesia, below their rival in banking category, PT. Bank Mandiri,Tbk, who stands in the 11th position. Since the competition to hire the greatest talents is very tight, each corporate must to make sure that they are really capable to compete. Dealing with it, then BCA must deliver a good image on the potential applicants’ mind that they will provide them an excellent career path for their future, good facilities, and, the most important, flexible working environment which is not only concerned about work but balanced with some fun activities. In the reality, BCA is an amazingly fun place to work and employees are vibrant and satisfied. However, this is not clearly seen by the public’s eye.

The question is how should BCA obtain a large number of qualified talent pools through an effective Employer Branding strategy? It will be our assignment to solve it. Bismillah.

(to be continued)

Embrio tanpa Circle Biru

Author

  • handrymar

Twitter

My Tweets

Tulisan Terakhir

  • Life in Digital Ecosystem – #LifeAtDetikcom (Part 1)
  • NOAH – Kupeluk Hatimu (Cover version by Handry Mar) – Lagu Terbaru Noah 2019 – Album Keterkaitan Keterikatan – Lirik Lagu Lengkap #NoahKupelukHatimu
  • もしもまたいつか – Moshimo Mata Itsuka (Mungkin Nanti) – Ariel Noah feat. Ariel Nidji |cover version |#handrymarcover
  • MASUK PAK EKO! NGANU LHO NDAN
  • “Zona Nyaman”. Lagu Fourtwnty Yang Paling Dibenci Para Bos-Bos Perusahaan?

Kategori

  • #handrymarcover
  • Business Insight
  • CADENZA!
  • Certificate
  • Curriculum Vitae
  • Daydream
  • Diary-life
  • General Insight
  • Insight
  • INTERMEZZO
  • Internship
  • Internship Moment
  • Life at Detik
  • Marketing Insight
  • MBA Life
  • Moments After #SAH
  • Opus
  • Parenting Life
  • Published Book
  • Short Fiction
  • Soundcloud
  • Stage Performance
  • The 5th PPM Regional Business Case Competition: BCA Case
  • Travel Through Fun
  • Uncategorized
  • Work Portofolio
  • Working Life!
  • Youtube Content Creator
  • [Internship] Fujifilm Indonesia

Berkas Tulisan

Stats

  • 33,975 visitors

Powered by WordPress.com.

Cancel
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy