Sekedar coretan pembunuh waktu luang ngabuburit di beberapa hari terakhir Ramadhan tahun ini. Fiksi pendek berdasarkan lirik dari lagu-lagu pilihan (Short Fiction Based on the songs’ lyric). Terinspirasi oleh apa yang diperkenalkan komunitas nulisbuku.com. Untuk kali pertama, berhubung Ramadhan, saya putuskan memilih lagu ‘Sajadah Panjang’ dari Bimbo. Mungkin akan lebih mengena ketika membaca sambil mendengarkan lantunan suara mereka. Let’s start..

Terbentang Sampai Ke Tepi Kuburan Hamba

Inspired by: Sajadah Panjang – Bimbo

Waktuku, yang mungkin…ah tidak, aku tak akan pernah tahu, dan tak akan pernah ingin mengandaikan mengenai itu. Tentang hingga sejauh apa sajadahku ini akan terbentang. Mungkin masih begitu panjang, mungkin juga….ah, dan aku lupa baru saja berkata tak akan mengandaikannya, sudahlah.

Terpenting, hingga hari yang dijanjikan itu menyapa, semoga tak ada lagi sesal kala raga tak lagi hembuskan nyawa. Mengais rezeki, dari apa yang kau halalkan. Menuai kepandaian dari ilmu yang kau hamparkan. Dunia menyediakannya, AlamMu begitu kaya. Kilau dunia ini, menyimpan pula keburukannya, itulah kala mata terbutakan kerikil-kerikil duniawi, semoga ku tak demikian. Syahdunya Azan kala terbenamnya matahari, ataukah di 4 waktu lainnya, semoga masih mampu meluruhkan hati ini untuk segera bersimpuh, bersujud, sejenak saja dan dapat ku kembali teruskan hal yang kuinginkan.

“Lelahnya..” suaraku di penghujung petang bertepatan dengan panggilanNya untuk menghadap berjalan beriringan ke bangunan beratapkan kubah emas itu, entah apa yang menyebabkan diri ini merasa seperti itu. Lelah, bukan secara fisik, bukan juga secara batin, lalu? Mungkin hanya bermanja saja, selayaknya seorang manusia yang membutuhkan tempat bersandar yang tak akan goyah oleh sebesar apapun masalah yang terucap.

Aku tak tahu kapan, namun…ah percuma, tak perlu mengandaikannya. Pupuk saja dengan benih terbaik dari terbaik.

sholat12